Is somebody need this blog to running again? :)
I made this blog for work, and since i was quite from the company, i stopped writting in this blog.
But if you guys need me to write again, let me know :)
Leave your comment under this post, ok?
See you ;)
Thursday, May 15, 2014
Thursday, August 1, 2013
Man Of The Week : Gerardo 'Tata' Martino
Barcelona akhirnya menunjuk Gerardo ‘Tata’ Martino sebagai pengganti Tito Vilanova. Lantas, siapakah sosok Tata Martino dan apa yang jadi alasan Barca memilihnya?
Barca terbilang mengambil keputusan berani saat menunjuk Tata sebagai pengganti Tito, yang terpaksa mundur dari kursi kepelatihan karena penyakit kanker kelenjar ludah yang terus menggerogotinya.
Mengapa keputusan itu dinilai sebagai langkah yang berani? Karena track record Tata yang kurang mendukung, lantaran dia belum pernah melatih di Eropa. Pelatih 50 tahun ini menghabiskan 15 tahun karier kepelatihannya di Argentina dan Paraguay dengan membesut Brown de Arrecifes, Platense, Institut, Libertad, Cerro Porteno, Colon, tim nasional Paraguay, dan Newell’s Old Boys.
Padahal, jika melihat situasi yang ada, Barca masih punya banyak pilihan. Sebut saja Marcelo Bielsa, eks entrenador Athletic Bilbao yang sudah sangat mengenal kultur sepakbola Spanyol dan juga Eropa. Bielsa juga diketahui merupakan ‘guru’ dari Tata Martino.
Sebelum jadi pelatih, Tata berkarier sebagai pemain. Berposisi sebagai gelandang serang, Tata sempat jadi andalan Marcelo Bielsa di skuad Newell’s Old Boys dalam merengkuh trofi juara Liga Argentina.
Selain Bielsa, ada juga nama-nama beken macam Frank Rijkaard yang sempat membawa Barca berjaya di era medio 2000an, Andre Villas Boas (Tottenham Hotspur), Roberto Mancini hingga pelatih kawakan Belanda, Guus Hiddink yang tiba-tiba memutuskan mundur dari kursi kepelatihan Anzhi Makhachkala.
Namun, reputasi pelatih-pelatih yang sudah membuktikan jati dirinya di Eropa itu tak lantas membuat manajemen Barca silau. Sandro Rosell beserta jajarannya mantap memilih Gerardo ‘Tata’ Martino untuk menukangi Leo Messi dkk hingga dua tahun ke depan.
Lantas, apa yang jadi alasan Barca keukeuh memilih Tata yang buta sepakbola Eropa? Jawabannya filosofi. Manajemen El Barca meyakini Tata memiliki gaya kepelatihan yang sejalan dengan filosofi Barca, yakni bermain menyerang dan mengutamakan penguasaan bola.
“Saya menyukai penguasaan bola, menyerang, menempatkan banyak pemain di pertahanan lawan, mengambil risiko, dan memastikan bek melihat ke belakang untuk mengetahui apakah jarak mereka dengan kiper sudah 40 meter. Bola tak boleh berhenti bergulir, bila mereka harus maju, majulah, jika harus menggunakan sayap, gunakanlah. Bola dilarang berada di udara tanpa tujuan yang jelas,” kata Martino terkait gaya kepelatihannya seperti dikutip Perfil, 26 Mei 2012.
Selain masalah filosofi, prestasi Tata Martino juga menjadi salah satu pertimbangan Barca. Meski belum mengenal sepakbola Eropa, namun Tata masuk kategori pelatih tersukses di kawasan benua Amerika.
Hal ini bisa dilihat dengan kesuksesannya memberikan gelar juara di hampir semua klub yang pernah latihnya. Newell Old Boys adalah klub terakhir yang merasakan sentuhan emas Tata, ketika dibawanya jadi kampiun Liga Argentina musim lalu.
Di level Timnas, Tata merupakan sosok pelatih yang dielu-elukan masyarakat Paraguay, di mana dirinya sukses mengantar Paraguay melaju hingga final Copa America 2011 lalu. Tapi Amerika tentu berbeda dengan Spanyol. Dan tugas Tata membuktikan ia memang layak menangani tim elite Dunia, Barcelona.
Karier Gerardo ‘Tata’ Martino:
Pemain:
1980-1990: Newell’s Old Boys (392 laga/35 gol)
1991: Tenerife (15/1)
1991-1994: Newell’s Old Boys (81/2)
1994-1995: Lanus (30/3)
1995: Newell’s Old Boys (15/0)
1996: Barcelona SC (5/0)
1996: O’Higgins (0/0)
Prestasi:
Newell’s Old Boys (3): Liga Premier Argentina (1987-88, 1990-91, 1992/clausura)
Pelatih:
1998: Brown de Arrecifes
1999: Platense
2000: Instituto
2002–2003: Libertad
2003–2004: Cerro Porteño
2005: Colón
2005–2006: Libertad
2006–2011: Paraguay
2012–2013: Newell's Old Boys
2013– ….: Barcelona
Prestasi:
Libertad (3): Paraguay Premier League (2002, 2003, 2006)
Cerro Porteno: Paraguay Premier League (2004)
Newell’s Old Boys: Argentina Premier League (2013)
source : http://bola.okezone.com/
City Tundukan Milan dengan Drama Delapan Gol
Permulaan yang cukup baik ditorehkan oleh pasukan Manuel Pellegrini. David Silva dkk mampu mendukkan AC Milan dengan skor 5-3. Kemenangan itu sekaligus memberikan kepercayaan diri bagi pasukan The Citizens.
City mampu mencetak gol melalui gol-gol dari David Silva, Micah Richards, Aleksandar Kolarov dan Edin Dzeko. Sementara dari pihak Milan sendiri El Shaarawy mampu mendulang dua gol dan Andrea Petagna mampu mencetak satu gol.
Bagi kubu I Rossoneri sendiri hasil ini harus dijadikan evaluasi untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya. Secara keseluruhan, lini belakang Milan acap kali tidak bermain dengan fokus dan sering melakukan kesalahan yang membuat keuntungan bagi tim lawan.
Jalannya Pertandingan
Babak Pertama
Sejak peluit kick-off dibunyikan City tampil lebih menyerang. David Silva cs mampu menguasai lini tengah dan secara tidak langsung mampu mendikte permainan I Rossoneri. Bahkan, di menit ketiga Silva mampu mencetak gol keunggulan untuk City, papan skor pun berubah 1-0 untuk keunggulan City.
Tidak berhenti sampai di situ, City terus mengurung pertahanan Milan yang digalang Cristian Zaccardo dkk. Milan sendiri terlihat tidak bisa mengembangkan permainan seperti biasanya.
City sendiri semakin superior setelah kembali menambah gol melalui sepakan bek Micah Richards. Pergerakkan Richards dari sisi kiri pertahanan Milan tidak mampu dibendung oleh pertahanan Milan. Skor pun berubah menjadi 2-0.
The Citizens terus mencari peluang untuk menambah gol, alhasil sepakan keras Kolarov tidak mampu dibendung oleh Amelia dan City kembali unggul 3-0 atas Milan. Tidak mau ketinggalan, striker Edin Dzeko juga mencetak dua gol di menit ke 37 dan 38, City pun unggul 5-0.
Melihat keadaan tertinggal, El Shaarawy yang diplot bermain di lini depan akhirnya mampu memecahkan kebuntuan usai mencetak gol di menit ke-37 usai mengelabui Joe Hart. Disusul oleh gol kedua pemain berjuluk Il Faraone di menit ke-39.
Jelang turun minum, Milan kembali mampu menambah gol melalui penyerang Andrea Petgana. Sampai babak pertama selesai, City masih mengungguli Milan dengan skor 5-3.
Babak Kedua
Memasuki interval kedua, baik City maupun Milan tidak mengendurkan serangan. Kedua tim justru terlihat tampil ngotot dan terus mencari peluang terbaik. Milan kembali mendapatkan peluang usai terjadi kemelut di depan gawang Joe Hart, namun usaha Shaarawy masih belum mendapatkan hasil.
Masuk di menit ke-57, mengandalkan kecepatan sprint, Boateng menusuk jantung pertahanan Joe Hart, sayang tendangan kerasnya masih mampu dihalau oleh kiper Timnas Inggris itu.
Pertengahan babak kedua, City sedikit menurunkan tempo permainannya. Pasalnya, bola terus bergulir di lini tengah kedua tim saja. Namun, di menit ke-79, striker anyar City, Alvaro Negredo nyaris menambah keunggulan City, tendangan kerasnya masih mengenai mistar gawang Milan yang dikawal Gabriel.
Sampai peluit panjang dibunyikan, kedua tim tidak mampu menambah jumlah gol lagi. City tetap unggul atas Milan dengan skor 5-3. Kemenangan ini membuat City tinggal menunggu pemenang antara Bayern Munich kontra Sao Paolo.
Susunan Pemain:
Manchester City: Hart, Richards, Kolarov, Lescott, Toure, Garcia, Fernandinho, Dzeko/Barry, Jovetic/Negredo, Jesus Navas, Silva/Milner
AC Milan: Amelia/Gabriel, Antonini, Zaccardo, Vergara/Pacifio, Boateng/Pinato, Constant/Emanuelson, Traore, De Jong/Cristante, Muntari/Poli, Shaarawy/Boateng, Petagna/Niang
Sunday, July 28, 2013
Ducati Diavel Cromo dan Audi R8 Promosikan The Wolverine (Video)
Audi Amerika Serikat dan 20th Century Fox bersama-sama mempromosikan The Wolverine yang mulai tayang perdana hari ini dengan membuat cuplikannya.
Konsepnya, membuat ”lukisan” yang diambil dari cahaya lampu Audi R8 V10 2014 dan Ducati Diavel Cromo, yang pada akhirnya membentuk cakaran Adamantium Wolverine. Adegan diambil di Tango Row, San Bernadino International Airport di Kalifornia, dengan kamera Canon EOS C300.
Kekuatan Wolverine disimbolisasi oleh dua kendaraan itu. Audi R8 melesat kencang duluan, disusul Ducati Diavel Cromo yang melakukan burnout (memutar ban belakang sampai berasap). Kilatan lampu depan dan rem kedua kendaraan membentuk cakar yang diedit dengan computer-generated imagery (CGI).
Sunday, June 30, 2013
Kemenangan Pertama Rossi Musim Ini
Akhirnya, lagu kebangsaan Italia terdengar pada akhir balapan MotoGP musim ini. Setelah tiga pebalap Spanyol (Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Marc Marquez) menguasai enam seri sebelumnya, GP Belanda akhir pekan ini resmi jadi milik Valentino Rossi.
Pebalap Yamaha asal Italia ini berhasil menyentuh garis finis pertama pada balapan di Sirkuit Assen yang berlangsung Sabtu (29/6/2013). Ini merupakan kemenangan pertamanya musim ini, dan juga yang pertama sejak Malaysia 2010. Pada musim 2011 dan 2012, Rossi tak pernah juara bersama Ducati.
Lebih besar lagi, ini adalah kemenangan ke-80 Rossi di kelas primer, dan juga yang pertama di Assen setelah terakhir melakukannya pada 2009.
Rossi mengawali balapan hari ini dari posisi start keempat. Dia tak butuh kerja keras untuk melewati Stefan Bradl yang start dari posisi tiga. Selanjutnya, pelan tapi pasti Rossi menempel dan melewati dua pebalap Honda yang ada di depannya, Marquez dan Pedrosa.
Kemenangan ini memang belum bisa mengangkat posisi Rossi dari tempat kelima klasemen sementara dengan 85 angka. Tapi dia berhasil memangkas ketinggalannya dari Cal Crutchlow menjadi dua angka saja.
Pedrosa bertahan di puncak klasemen dengan 136 poin, unggul sembilan angka dari Lorenzo di posisi dua. Sementara Marquez menempati posisi tiga dengan 113 poin.
source : http://olahraga.kompas.com/
Honda "Monkey" Berlagak Kencang
Honda MSX 125 dijadikan kendaraan balap klasik di Thailand. |
Belum juga beredar, Honda ”Monkey” generasi baru atau yang bernama MSX 125 di Asia/Eropa, serta Grom di AS, sudah memberikan banyak inspirasi. Dimensinya yang pendek-kecil membuat orang berimajinasi, bagaimana seandainya jika dibungkus fairing dan kembali ke era balap masa lalu?
Seperti yang dilakukan A.P Honda, distributor sepeda motor Honda di Thailand, ketika memajang konsep ber-fairing di Bangkok Motor Show (April 2013) disebut RC-X Mini Vintage Racer. Kini, kendaraan itu mulai ”keliling” untuk menemani kampanye promosi sepeda motor Honda di Thailand.
Sepeda motor balap klasik mini itu diambil dari basis MSX 125/ Grom. Inspirasinya Honda balap klasik RC Series Grand Prix yang berhasil membawa Mike Hailwood dan Jim Redman jadi juara. A.P Honda merombak bagian depan, lantas disambung dengan fairing.
Ada detail #1 warna hijau sebagai tanda inilah sepeda motor juara. Lalu, bagian belakang dipangkas. Tangki, jok, bentuk keseluruhan, dan pipa gas buang mengingatkan pada tunggangan bersejarah RC166 yang memenangi Grand Prix 250cc pada 1966.
Ya, dimensi Honda MSX 125/ Grom cukup menarik perhatian. Meski kecil, tapi spesifikasinya bukan untuk mainan anak-anak. Mesin 125cc injeksi yang disandingkan dengan transmisi 4-percepatan cukup cepat menyemburkan tenaga 9,7 PS @7.000 rpm dan torsi 10,6 Nm @5.500 rpm.
Tengok ke belakang sedikit, dimensi seperti ini zaman dulu diberi nama Honda Z Series, awalnya dipasarkan ke seluruh dunia pada 1960-an. Orang menyebutnya ”monkey” atau ”gorilla” karena setangnya menjulang ke atas seperti tangan kera ketika sedang menggelantung. Sampai sekarang, Z Series klasik menjadi barang langka dan diburu para kolektor, termasuk di Indonesia.
Wednesday, June 26, 2013
Subscribe to:
Posts (Atom)